Visitors counter

Selasa, 27 Maret 2012

Kayon/ Gunungan

Gunungan atau di dalam pakeliran disebut kayon, pertama diciptakan oleh Raden Patah. Kayon dalam pewayangan digambarkan sebuah gunung yang didalamnya terlukis pohon hidup yang dihuni oleh beberapa binatang hutan yang antara lain harimau, banteng, kera, burung merak, dan yang lainnya. Dibawahnya dilukis sebuah pintu gerbang/gapura yang masuk ke sebuah bangunan joglo, kemudian pada sisi kanan dan kiri bergambar naga raksasa yang tampak taringnya. 
Gunungan di dalam pagelaran wayang kulit mempunyai fungsi yang sangat penting, antara lain:
1. Sebagai tanda dimulaiya pentas pedalangan, yakni fungsi dengan dicabutnya kayon di tengah kelir kemudian ditancapkan pada posisi sebelah kanan.
2. Sebagai tanda perubahan adegan atau menggambarkan suasana dengan cara gunungan digerakkan diikuti cerita dalang.
3. Digunakan untuk tanda pergantian waktu, baik dari patet nem ke patet sanga, atau dari patet swanga ke patet manyura dengan mengubah posisi kayon dari condong ke kanan menjadi tegak lurus dan terakhir kayon condong ke arah kiri.
4. Untuk menggambarkan sebuah wahyu dari dewa, atau sebagai angin maupun udara dengan menggerakkan gunungan sesuai arah yang dikehendaki.
5. Untuk menggambarkan api dengan membalik kayon sehingga yang tampak api membara dari kepala makara.
6. Untuk menandai berakhirnya pertunjukan dengan menancapkan kayon di tengah-tengah, serta digunakan untuk kepentingan pagelaran sesuai dengan kehendak dalang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar